KHUTBAH JUMAT:
Kewajiban
Bersatu di bawah Naungan Khilafah Islamiyah
ASSALAAMU
‘ALAIKUM WA RAHMATULLAAHI WA BARAKAATUHU,
Adzan
Ø
Membaca hamdalah :
INNALHAMDULILLAAH, NAHMADUHUU
WA NASTA’IINUHUU WA NASTAGHFIRUHU
WA NA’UUDZUBILLAAHI MIN SYURUURI ‘ANFUSINAA
WA MIN SYAYYI-AATI A’MAALINAA
MAN YAHDILLAAHU FALAA MUDHILLALAHU
WA MAN YUDHLILHU FALAA HAADIYALAHU
Ø
Membaca syahadat :
ASYHADU ANLAA ILAAHA ILLALLAH WAHDAHU LAA SYARIIKALAAHU
WA ASYHADU ANNAA MUHAMMADAN ‘ABDUHUU WA RASUULUHUU
LAA NABIYYA BA’DAHU
Ø
Membaca shalawat :
ALLAAHUMMA SHALLI ‘ALAA SYAYYIDINAA MUHAMMADIN
WA ‘ALAA AALIHII WA SHAHBIHII ‘AJMA’IIN
Ø
Membaca ayat alqur’an yang mengajak bertaqwa
kepada allah (biasanya khatib membaca ali imran ayat 102)
FA-UUSHIIKUM
WA NAFSII BIT TAQUULLAAH
QAALALLAAHU TA’AALA FIIL QUR’AANIL KARIIM
A’UUDZUBILLAAHI MINASY SYAITHOONIR RAJIIM
YAA AYYUHAL LADZIINA ‘AAMANUU
ITTAQUULLAAHA HAQQAA TUQAATIHI
WA LAA TAMUUTUNNAA ILLAA WA ANTUM MUSLIMUUN
WA QAALALLAHU TA’AALAA FIL QUR’AANIL KARIM
AUDZUBILLAAHIMINA SY SYAITOON NIRROJIIM …
Ø
Membaca ayat alqur’an yang lain sesuai dengan
topik khutbah
Ø
amma ba’du
Ø
Berwasiat untuk diri sendiri dan jamaah agar
selalu dan meningkatkan taqwa kepada Allah SWT
“Mulai berkhutbah sesuai topiknya memanggil jamaah bisa
dengan panggilan ayyuhal muslimun atau ma’asyiral muslimin rahimakumullah, atau
sidang jum’at yang dirahmati allah”.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah…
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah.
Dzat yang telah menjadikan kita umat yang satu. Meskipun umat Islam
berbeda-beda suku, berbeda bahasa, berbeda warna kulit; namun sesungguhnya
mereka tetap sebagai umat yang satu. Satu aqidah dan satu syariah! Bukankah
Tuhan kita satu…? Bukankah Kitab suci kita satu…? Bukankah Rasul kita satu…?
dan Bukankah Kiblat kita pun satu…?
Jika
demikian .…,
Lalu mengapa umat Islam saat ini
hidup tercerai-berai, satu dengan yang lain? Mereka hidup terkotak-kotak dan
terpetak-petak, dalam berbagai negara, dengan batas-batas teritorialnya
masing-masing. Mereka pun memiliki pemimpin masing-masing, loyalitas
masing-masing, dan prinsip masing-masing.
3 Maret
1924 yang lalu , Khilafah dibubarkan Kamal Attartuk, agen Inggris keturunan
Yahudi. Inilah puncak kemerosotan kaum muslim yang memang sudah lama menggerogi
tubuh umat. Atas nama Dewan Agung Nasional Turki (Al Jam’iyyatu al Wathaniyah
al Kubro) , Kamal merubah Turki menjadi Republik dengan asas sekulerisme .
Tidak hanya itu, Kamal melakukan proses sekulerisasi dengan tangan besi.
Khilafah dibubarkan , alasannya diktator, korup, dan bermacam tuduhan keji
lainnya. Hukum syara\\\’ pun diganti, dianggap kuno dan tidak manusiawi. Segala
yang berbau Islam, di tuduh berbau Arab, dan harus diganti. Mulai dari bahasa
Arab, pakain Arab, sampai Adzan semua harus diubah. Islam dicampakkan. At
Tatturk lupa , Islamlah yang membuat umat Islam, rakyat Turki, jaya dan
gemilang.
Sekarang……. Penderitaan umat semakin bertambah. Negeri-negeri Islam
terpecah belah menjadi puluhan negara yang dikontrol oleh penjajah Barat.
Negara lemah, yang tidak bisa menolong saudaranya sendiri. Bayangkan, mereka
tidak bisa menyelamatkan Palestina,
yang dijajah Israel. Rakyat Irak dibantai, Fallajuh negeri dengan seribu menara masjid dinodai, tapi
penguasa-penguasa negeri-negeri Islam yang sekuler itu sekedar jadi penonton.
Darah kaum muslim, demikian gampang ditumpahkan oleh penjajah Amerika Serikat dan sekutunya dibantu
agen-agen pengkhianat dari umat Islam sendiri. Mulai dari Palestina, Irak, Afghanistan,
Bosnia, Chechnya, Uzbekistan, Sudan, Pattani Thailand, Moro Philipina, Poso,
Ambon, Aceh. Padahal jumlah kaum muslim lebih dari 1,5 milyar. Kemiskinan, kebodohan, konflik, kemaksiatan pun identik
dengan negeri-negeri Islam. Inilah buah sekulerisasi. Inilah buah
diruntuhkannya Khilafah.
Padahal, Jamaah Rahimakumullah…
Tak
ada satu pun alasan, yang bisa kita gunakan, untuk membenarkan kondisi perpecahan
(dis-integrasi) ini. Lalu…, apa jawaban yang akan kita berikan, jika Allah
meminta pertanggungjawaban atas semua keadaan ini, kelak pada hari pembalasan?
Tidak ada, saudara-saudara…!
Tidak ada satu hujjah pun, yang bisa kita kemukakan di hadapan Allah
kelak. Sebab Allah SWT dan Rasul-Nya, justru telah mewajibkan umat Islam untuk
bersatu. Allah SWT. berfirman:
Berpegang teguhlah kamu semua
pada tali (agama) Allah dan janganlah bercerai-berai. (TQS. Ali Imran [3]:
103)
Sesungguhnya orang-orang mukmin
itu bersaudara. (TQS. al-Hujarat [49]: 10)
Sementara itu,
Rasulullah Saw. bersabda:
Siapa saja yang datang kepada
kalian, sementara seluruh urusan kalian dipegang oleh seorang (khalifah), lalu
dia hendak merusak kesatuan kalian dan memecah belah jama’ah kalian, maka
bunuhlah dia. (HR. Muslim)
Ayat dan
hadits di atas, dengan jelas, memerintahkan umat Islam untuk bersatu, dan
sebaliknya melarang umat Islam untuk berpecah-belah.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah…
udah
banyak bukti, bahwa perpecahan telah menjadikan umat ini lemah, tanpa daya.
Perpecahan telah menjadikan umat tidak mampu berbuat apa-apa, menghadapi makar
negara-negara kafir Barat. Perhatikanlah…! Apa yang bisa diperbuat oleh umat
Islam, ketika saudaranya di Iraq dibombardir
oleh pasukan sekutu pimpinan Amerika?
Dan apa pula, yang bisa diperbuat oleh umat Islam, ketika saudaranya di
Palestina, diusir dari tempat tinggal mereka dan dibantai oleh tentara zionis Israel?
Tidak
ada…
Tidak
ada bantuan berarti, yang bisa diberikan umat Islam kepada mereka. Sebab,
mereka telah terbelenggu oleh negara mereka masing-masing. Keberadaan
negara-negara tersebut berserta penguasanya, telah mencegah, menghalangi, dan
merintangi umat Islam, untuk bisa meberikan pertolongan dan batuan yang berarti
bagi saudaranya.
Padahal, jika kita hitung secara kuantitatif, kekuatan yang dimiliki
umat Islam jauh lebih besar, dari kekuatan yang dimiliki oleh musuh-musuh
Islam. Kita ambil salah satu contoh. Pada tahun 1999, Israel memiliki tentara sekitar 40 ribu personil. Sementara, Mesir saja, memiliki tentara sekitar 1
juta personil. Namun apa yang kita saksikan, saudara…? Tentara Mesir yang
jumlahnya 25 kali lipat dari tentara Israel tersebut, ternyata tidak berbuat
apa-apa atas kebiadaban Israel terhadap kaum Muslimin Palestina. Mengapa semua ini bisa terjadi? Lagi-lagi karena umat
Islam terpecah-belah.
Lalu…,
apa yang kita harapkan dengan perpecahan umat saat ini? Tak satu pun manfaat
yang kita peroleh dengan perpecahan ini. Oleh karena itu, persatuan umat adalah
harga mati yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Dan wujud persatuan hakiki, yang
dituntut oleh Allah SWT, tak lain adalah persatuan umat, dalam ikatan aqidah
Islamiyah, di bawah naungan Khilafah
Islamiyah.
Ketahuilah, saudara-saudaraku, kaum Muslimin
rahimakumullah! Dunia tidak akan
pernah mengakui eksistensi kita (eksistensi kaum Muslimin), selama kita tidak
menjadi satu kekuatan riil yang disegani oleh lawan. Dan kita tidak akan
menjadi kekuatan seperti ini, selama kita tidak bersatu. Kita pun tidak akan
pernah bisa bersatu, selama kita tidak berpegang pada tali agama Allah dan
tidak mendirikan Khilafah Islamiyah,
yang akan menerapkan Islam secara kaffah. Allahu
Akbar….!
Khilafah adalah kepemimpinan umum
(universal) bagi kaum Muslimin di seluruh dunia, untuk melaksanakan syariat Islam dan untuk mengemban dakwah
Islam ke seluruh dunia. Khilafah,
pada hakekatnya adalah puncak dari aqidah
dan syariat Islam. Bahkan dapat
dikatakan, Islam tidak akan mempunyai eksistensi yang berarti bagi kehidupan,
tanpa adanya Khilafah. Allah SWT. telah mewajibkan kaum
Muslimin untuk menegakkan Khilafah dan
mengangkat seorang Khalifah. Rasulullah Saw. bersabda:
Barang siapa mati, sementara di atas
pundaknya tidak ada bai’at, maka matinya dalam keadaan jahiliyah
Makna
hadits ini adalah, seorang muslim wajib berbai’at kepada Khalifah, ketika Khalifah ada. Namun, apabila Khalifah tidak ada, atau belum ada, seorang muslim wajib berjuang
untuk mewujudkan ke-Khilafahan.
Apabila kewajiban ini ditinggalkan, lalu dia mati, maka matinya mati jahiliyah,
artinya mati dengan membawa dosa yang amat besar. Nadzubillahi mindzalik.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah…
Jangan
sekali-kali, saudara terpengaruh oleh pihak-pihak yang sengaja menanamkan
keragu-raguan, bahwa tegaknya Khilafah
adalah sesuatu yang utopis, sesuatu yang mustahil bisa terwujud. Semua itu, tak
lain merupakan bisikan syaithan, yang ingin menanamkan keragu-raguan dalam hati
kita. Yang ingin mematahkan semangat dan tekat kita dalam perjuangan.
Yakinlah
saudara…!, bahwa tidak ada sesuatu yang mustahil di dunia ini, jika Allah
menghendaki. Betapa banyak kejadian-kejadian besar di dunia ini, yang tak
pernah disangka akan terjadi? Dahulu…, Persia
dan Romawi tak pernah menyangka,
bahwa Islam yang muncul di negeri Arab, yang terbelakang itu, akan mampu
menundukkan mereka. Bahkan tak disangka, Islam akan menjadi kekuatan Adidaya
selama 13 abad lamanya. Orang juga tak menyangka, bahwa Uni Soviet akan hacur; tak menyangka bahwa Jerman Barat dan Timur akan bersatu; tak menyangka bahwa kekuasaan Orde Baru akan tumbang, dan lain
sebagainya.
Karena
itu, kita harus yakin! Dengan
perjuangan, kesungguhan, keikhlasan, dan kesabaran, niscaya Khilafah akan tegak
kembali, Insya Allah! Sebagaimana sabda Rasulullah Saw.:
Kemudian akan (muncul) kembali ke-Khilafahan,
yang mengikuti metoda kenabian
Oleh karena itu…,
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah!
Bergegaslah saudara-saudara memperjuangkan tegaknya Khilafah; bersama para pengemban dakwah yang ikhlas, yang terus
berupaya untuk mengembalikan tegaknya Khilafah.
Sebab, menegakkan Khilafah merupakan
tuntutan keimanan, yang tak bisa ditawar-tawar lagi bagi seorang muslim. Jangan
sampai saudara-saudara menemui ajal, dalam keadaan jahiliyah.
Ditinjau dari segi realitas, tegaknya Khilafah saat ini, merupakan tuntutan dan kebutuhan yang sangat
rasional. Sebab, hanya dengan Khilafah lah, masa depan peradaban manusia saat
ini bisa diselamatkan dari kehancurannya. Kehancuran akibat penerapan ideologi
kapitalis, yang terbukti gagal mewujudkan keadilan, kesejahteraan, ketentraman,
dan kedamaian dunia. Hanya Khilafah
lah yang mampu mewujudkan semua itu, dengan penerapan Islam secara kaffah.
Hanya Khilafah lah yang mampu mewujudkan Islam sebagai rahmat bagi seluruh isi alam. Hanya Khilafah lah yang mampu menjaga dan melindungi umat dari ancaman
musuh-musuhnya. Dan Hanya Khilafah
lah yang mampu menghentikan kesombongan, arogansi, dan kebiadaban Amerika dan sekutu-sekutunya. Allahu Akbar…!
Ma’asyiral Muslimin
Rahimakumullah…
Saat
ini, seruan penegakkan Khilafah telah
menggema di seluruh pelosok dunia. Seruan tersebut tidak hanya bergema di
negeri-negeri Muslim saja, seperti Syiria,
Yordania, Palestina, Mesir, Sudan, Turki, Yaman, Pakistan, Uzbekistan,
Indonesia, dan sebagainya; tapi juga bergema di jantung negeri-negeri
Kafir, seperti Inggris, Jerman, Denmark,
Austria, Amerika, Kanada, Australia, dan sebagainya.
Sungguh…,
Khilafah akan kembali, Insya Allah dalam waktu dekat; sekalipun
semua upaya dan harta dikerahkan oleh orang-orang kafir dan antek-anteknya
untuk menghalangi tegaknya Khilafah.
Kuatkanlah cita-cita, dan bersungguh-sungguhlah memperjuangkannya. Semoga Allah
meneguhkan perjuangan kita. Dan semoga kita termasuk orang-orang yang dipilih
Allah, untuk mewujudkan janji-Nya dalam Al-Quran, surat an-Nuur: 55.
Dan Allah telah
berjanji kepada orang-orang yang beriman diantara kamu dan mengerjakan amal
shaleh, bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi,
sebagaimana Dia telah mejadikan orang-rang yang sebelum mereka berkuasa. Dan
sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridlai-Nya untuk
mereka. Dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka
berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan
tiada mempersekutukankan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barang siapa yang
(tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.
(TQS. An-Nuur [24]: 55)
Allahu Akbar 3x,
SAATNYA KHILAFAH MEMIMPIN DUNIA DENGAN SYARIAH
Ø
Menutup khutbah pertama dengan do’a untuk
seluruh kaum muslimin dan muslimat
BARAKALLAHU LII WA LAKUM FILL QUR’AANIL
AZHIIM
WA NAFA’NII WA IYYAKUM BIMA FIIHIMAA
MINAL AAYAATI WA DZIKRIL HAKIIM
WA NAFA’ANAA BI HADII SAYYIDAL MURSALIIN
WA BIQAWLIHIIL QAWIIM AQUULU QAWLI HAADZA
WA ASTAGHFIRULLAAHAL ‘AZHIIM LII WA LAKUM
WA LII SYAA-IRIL MU’MINIINA WAL MU’MINAAT
WAL MUSLIMIINA WAL MUSLIMAAT MIN KULLI
DZANBII
FASTAGHFIRUUHUU INNAHUU HUWAS SAMII’UL
‘ALIIM
WA INNAHUU HUWAL GHAFUURUR RAHIIM
Ø
Duduk sebentar (tuma’ninah) untuk memberi
kesempatan jamaah jum’at untuk beristighfar dan membaca shalawat pelan-pelan
Ø
Khutbah kedua
Ø
Khutbah kedua aturannya persis sama dengan
khutbah pertama semua urutan dari hamdalah, syahadat, shalawat, wasiat taqwa,
ayat qur’an, dan do’a untuk seluruh orang muslim/muslimat dan mu’minin/mu’minat
harus dipenuhi. Contoh bacaan yang berbeda pada khutbah kedua :
ALHAMDULILLAH,
ALHAMDULILLAAHI HAMDAN KATSIIRAAN
THAYYIBAN MUBAARAKAN FIIHI
KAMAA YUHIBBU RABBUNAA WA YURIIDHUU
WA ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLALLAAH
WAHDAHU LAA SYARIIKALAHU
WA ASYHADU ANNAA MUHAMMADAN ‘ABDUHUU WA
RASUULUHU
SHALLALLAAHU ‘ALAIHI WA ‘ALAA AALIHII WA
SHAHBIHI WA SALLAM
TASLIIMAN KATSIIRAN ILAA YAUMID DIIN
AMMA BA’DU
FATTAQUULLAAHU HAQQUT TAQWAA KAMAA AMAR
Ø
Bacaan
penutup wasiat khutbah kedua dan membaca ayat al qur’an yang menyuruh
bershalawat (al ahzab 56)
‘IBAADALLAAH INNALLAAHA AMARAKUM BI AMRI
BI DA-AAFIATI BINAFSIHI
WA TSANII BIMALAAIKATIHIL MUSABBIHATI
BIQUDSIHI
WA TSULLATSAA BIKUM AYYUHAL MU-MINUUNA
MIN JANNATI WA INSIHI
FA QAALALLAAHU QAWLAN KARIIMAN
INNALLAAHA WA MALAAIKATAHUU YUSHALLUUUNA
‘ALAN NABII
YAA AYYUHAL LADZIINA ‘AAMANUU SHALLUU
‘ALAIHI WA SALLIIMU TASLIIMAA
ALLAAHUMMA SHALLI WA SALLIM WA BAARIK
‘ALAA ‘ABDUKAA WA RUSUULIKAA MUHAMMAD
WA ARIDHALLAAHUMMA ‘AN KHULAFAA-UR
RAASYIDIIN
ABI BAKRI WA ‘UMAARA WA ‘UTSMAANA WA
‘ALII
WA ‘AN SYAA-IRIL AALI WASH SHAHAABATI
AJMA’IIN
WAT TAABI’IINA WAT TAABI’IT TAABI’IINA
WA MAN TABI’AHUM BI IHSAANIN ILAA YAUMID
DIIN
WA ‘ALAINA MA’AHUM BIRAHMATIKA YAA
ARHAMAR RAAHIMIIN
Ø
Membaca do’a
ALLAHUMMAGH FIR LIL MU’MINIINA WAL
MU’MINAAT WAL MUSLIMIINA WAL MUSLIMAAT
AL-AHYAA-I MINHUM WAL AMWAAT INNAKAS
SAMII’UN QARIIBUN MUJIIBUD DA’WAT
WA YAA QAADHIYAL HAAJAAT
ALLAHUMMA INNA NAS-ALUKA DAULATAN
KHILAFATAN RASYIDATAN ‘ALA MINHAJI AN-NUBUWWAH
ALLAHUMMA INNA….
Ø
baca do’a yang lain dan ditutup do’a
RABBANAA AATINAA FID DUN-YAA HASANAH WA
FILL AAKHIRAATI HASANAH WA QINAA ‘ADZAABAN NAAR
Ø
Penutup khutbah kedua (bacaan ini didekritkan
oleh khalifah umar bin abdul aziz harus dibaca karena pada masa itu khutbah
jum’at sering digunakan untuk menyerang lawan politik oleh para khatib, diambil
dari surat an nahl 90)
‘IBAADALLAH
INNALLAAHA YA-MURUU BIL ‘ADLI WAL IHSAAN
WA IITAA-I DZIL QURBAA
WA YANHAA ‘ANIL FAHSYAA-I WAL MUNKARI WAL
BAGHYI
YAIZHZHUKUM LA’ALLAKUM TADZAKKARUUN
FADZKURULLAAHA ‘AZHIIMI WA YADZKURKUM
FASTAGHFIRULLAAHA YASTAJIB LAKUM
WASYKURUUHU ‘ALAA NI’MATIL LATII
WA LADZIKRULLAAHU AKBARU
WA AQIIMISH SHALAH
Ø
Iqamat untuk shalat jum’at